Wednesday, November 17, 2010

Kalah




Hari demi hari, detik demi detik berjatuhan. Berserakan diatas telapakmu, tercerai berai...
Untaiannya terlepas, mengisyaratkan sebuah cerita dengan jalan yang lain. bersama mimpi yang kubangun, hatiku jua berlayar hingga ke sudut ingatanmu. Memujamu tanpa syarat tuk hapuskan sesalmu, kemudian menoleh padaku dan saat itu jiwaku mulai bertekuk harap.

Menit melesat lagi, begitu cepat. Tak tertahan lajunya kehidupan, sedang kita masih terbuai dalam ayunan malam. Meninabobokan seluruh keajaiban, sehingga aku dan engkau tak perlu lagi berjalan.

Dan hening memagut sepi, segala meragu dan masih seperti dulu.

Mungkin...

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search